Peserta Didik

Masih Perlukah Mutu Pendidikan di Sumba Timur Ditingkatkan?

Saat berada di ruangan Lab.Komputer, isi kepala saya sepertinya mendengung-dengung. Betapa tidak, saat pembukaan dalam kegiatan Musyawarah Guru Mata Pelajaran tingkat sekolah yang saya ikuti beberapa waktu lalu cukup menohok. Hal ini dikarenakan pernyataan dari pak Ruben, Sekretaris Dinas Pendidikan Sumba Timur, yang dalam sambutannya beliau mengatakan begini:

“Jika kita ingin menaikan mutu pendidikan di Sumba Timur, harus dimulai dari hal yang paling dekat dengan kita yaitu proses belajar di dalam kelas. Dalam proses belajar itu, ada siswa yang belajar, guru yang mengajar, dan sarana prasarana.”

Menyimak pernyataan beliau, saya manggut-manggut. Apa yang disampaikan itu “tanjik ailulu”. Ini mestinya mengingatkan para guru agar jangan tidak masuk kelas saat KBM. Ya.. Paling tidak itu yang saya rasakan walaupun penyampaiannya sangat… sangat sopan.

Ok, mari kita coba cermati aktivitas KBM di sekolah tempat kita mengajar. Mungkin kita sering mengkritisi si guru ini jarang masuk kelas, atau si guru itu selalu masuk kelas. Tapi biasanya kita lebih asyik membicarakan guru yang jarang masuk kelas.

Jadi, bagaimana dengan tangggapan dari guru yang dibicarakan tadi? Ia akan mempunyai sejuta alasan. Ia akan berargumen dan meyakinkan kita kenapa ia tidak masuk kelas. Alasannnn… Titik!

Akhirnya saya coba mengaitkan beberapa pekerjaan kecil yang pernah saya lakukan sebagai bentuk tanggungjawab karena dipercayakan sebagai Wali Kelas. Pekerjaan kecil yang saya maksudkan adalah salah satunya mendata frekuensi kehadiran guru mapel di kelas saat KBM. Dari data yang saya kumpulkan tenyata diagram chart menunjukan rata-rata frekuensi guru mapel tidak berada di dalam kelas saat KBM.

Inilah kenapa saya katakan pernyataan pak Ruben itu menohok. Oleh karena itu, asumsi sementara saya, ada korelasi yang signifikan antara kehadiran guru saat proses KBM dengan tingkat mutu pendidikan di Sumba Timur.

Baik.., jika data di atas kertas adalah acuan yang dapat digunakan untuk menilai kinerja seorang guru karena tupoksinya adalah mengajar, membimbing, dan memberi penilaian maka fungsi pengawasan harus ditingkatkan. Aneka tunjungan untuk mensejahterakan guru tentunya juga harus berkolerasi dengan mutu pendidikan. Lalu, siapa yang harus menjalankan fungsi pengawasan itu sehingga menaikan mutu pendidikan di Sumba Timur?

Sementara saya mencari-cari jawabannya, tanpa sadar suasana sudah sepi. Tidak terdengar lagi anak-anak yang ribut di ruangan kelas sebelah, atau tawa-canda mereka. Hari jelang sore.

Sambil beranjak keluar dari rungan dan mengunci pintu Lab.Komputer, kemudian berjalan menyusuri selasar ruangan kelas yang berjejer kosong, samar-samar muncul sebuah jawaban. Jawabannya sederahana, bahwa fungsi pengawasan itu diawali dari diri sendiri, untuk diri sendiri.[]

Pos dibuat 28

Pos Terkait

Mulai mengetik pencarian Anda diatas dan tekan enter untuk mencari. Tekan ESC untuk batal.

kembali ke Atas